Penggunaan
konsep ini menyederhanakanbegitu banyak stimulus yang diterimanya. Namun,
begitu anak-anak itu diberi kategori cerdas, persepsi guru terhadapnya akan
konsisten. Semua sifat anak cerdas akan dikenakan kepada mereka. Inilah yang
disebut stereotyping.
Menurut
psikologi kognitif, pengalaman-pengalaman akan dimasukan pada”laci” kategori
yang ada dalam memori kita, berdasarkan kesamaannya dengan pengalaman masa
lalu. Bersama itu, semua sifat yang ada pada kategori pengalaman itu dikenakan
pada pengalaman baru. Dengan cara seperti ini, orang memperoleh informasi
tambahan dengan segera, sehingga membantu dalam mengambil keputusan yang cepat
atau dalam meramalkan peristiwa.
Stereotyping
ini mungkin yang menjelaskan terjadinya primacy effect dan halo
effect yang sudah kita jelaskan dimuka. Primacy effect secara sederhana
menunjukan bahwa kesan pertama amat menentukan; karena kesan itulah yang
membentukan kategori. Begitu,pula, halo effect. Persona stimuli yang
sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu yang positif, dan dan
kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik.
2.
Implicit Personality Theory
Memberikan kategori berarti membuat
konsep. Konsep “makanan” mengelompokan donat, pisang, nasi,dan biskuit dalam
kategori yang sama. Konsep “bersahabat” meliputi konsep-konsep yang ramah, suka
menolong, toleran, tidak mencemooh,dan sebagainya. Di sini, kita mempunyai
asumsi bahwa orang ramah pasti suka menolong, toleran, dan tidak akan mencemooh
kita, setiap orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa,
berkaitan tentang sfat-sifat apa. Konsepsi ini teori yang dipergunakan orang
ketika membentuk kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan,
karena itu disebut Implicit Personality Theory. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita semua psikologi amatir, lengkap dengan berbagai teori ke-pribadian.
Suatu hari anda akan menemukan pembantu anda sedang sembahyang, anda menduga
pasti ia jujur, saleh, bermoral tinggi. Teori anda belum tentu benar, sebab ada
pengunjung masjid atau gereja yang tidak saleh dan tidak bermoral.
3.
Atribusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan
motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya
yang tampak (baron dan byrne, 1979: 56). Atribusi boleh juga ditunjukan pada
diri sendiri (self atribution), tetapi disini hanya membicarakan
atribusi pada orang lain. Atribusi merupakan masalah yang cukup popular pada
dasawarsa terakhir di kalangan psikologi sosial, dan agak menggeser fokus
pembentukan dan perubahan sikap. Secara garis besar ada dua macam atribusi:
atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.
Bila kita melihat perilaku orang
lain, kita mencoba memahami apa yang menyebabkan ia berperilaku seperti itu.
Frizt heider (1958) adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut
heider bila kita mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu
apa yang menyebabkannya: faktor situasional atau personal dalam teori atribusi
lazim disebut teori kausalitas eksternal dan kausalitas internal (jones dan
nisbett, 1972).
Bagaimana kita mengetahui bahwa
perilaku orang lain yang disebutkan faktor internal, bukan eksternal? Menurut
jones dan nisbett, kita dapat memahami personal stimuli dengan memperhatikan
dua hal. Pertama, kita mempokuskan perhatian pada perilaku yang hanya
memungkinkan satu atau sedikit penyebab. Kedua, kita memusatkan perhatian pada
perilaku yang menyimpang dari pola perilaku yang biasa.
Beberepa penelitian lain
menghubungkan proses atribusi dengan status persona stimuli. Salah satunya
yaitu teori harold kelley (1972-1973). Menurut kelley, kita menyimpulkan
kausalitas internal atau eksternal dengan memperhatikan tiga hal: _apakah orang
lain bertindak sama seperti penanggap; konsistansi_apakah penanggap bertindak
sama pada situasi lain; dan kekhasan (distinctiveness)_apakah orang lain
itu bertindak yang sama pada situasi lain, atau pada situasi ini saja. Menurut
teori Kelley, bila ketiga hal itu tinggi, orang akan melakukan atribusi
kausalitas eksternal, misalkan rudi bertengkar dengan seorang dosen, begitu
pula mahasiswa yang lain (konsesus tinggi); rudi tidak pernah bertengkar dengan
dosen lain (kekhasan tinggi). Anda akan menyimpulkan rudi marah karenah ulah
dosen, bukan karena watak rudi.
Sekarang,
bagaimana kita dapat menyimpulkan bahwa personal syimuli jujur atau munafik
(atribusi kejujuran_atribution honesty)? Menurut Robert A. Baron dan
donn byrne (1979:7071), kita kan memperhatikan dua hal: 1. Sejauh mana
peryataan orang itu menyimpat dari pendapat yang populer dan diterima orang, 2.
Sejauh mana orang itu memperoleh keuntungan dari kita dengan pernyataan itu
penelitian terdahulu telah membuktikan kebenaran teori diatas.
New Zealand Casino 2021: Claim your $100 Free Play Bonus!
BalasHapusWe're 동해 출장마사지 back at Casino NZ! New Zealand's first online 원주 출장안마 casino, New 부산광역 출장마사지 Zealand's 동두천 출장안마 favourite online sports betting 대전광역 출장마사지 site, has announced a welcome bonus offer for new